Laman

Senin, 26 Oktober 2009

Rekanan Kontraktor Keluhkan Wartawan Borong 2 Profesi Sekaligus >>Banyak Rekanan Resah.


Rekanan Kontraktor Keluhkan Wartawan Borong 2 Profesi Sekaligus
>>Banyak Rekanan Resah.

BAGANSIAPIAPI,(RIAU)-Para rekanan kontraktor sebagai direktur perusahaan mengeluh dan merasa resah atas banyak para kulitinta menjadi seorang kontraktor bahkan memborong 2 pekerjaan tersebut sekaligus. Mereka merasa kecewa karena dirinya sebagai seorang direktur perusahaan dan seorang warga negara kesatuan RI mempunyai kewajiban untuk membayar pajak perusahaan tersebut dan ijin badan usahanya kepada pemerintah daerah sementara mereka tersebut hanya meminjam perusahaan. Bahkan perusahaan yang berdomisili di luar daerah rohil. Demikian dikatakan Feri Prawira,SH salah seorang yang mengaku sebagai kontraktor kepada RIAU PESISIR, senin (19/10) kemaren.

"Sebaiknya kita bertukar profesi saja. Semestinya saya yang biasanya mencari nafkah di bidang kontraktor sekarang sudah diserobot wartawan yang rakus akan kekayaan serta monopoli segala bentuk pekerjaan dari sebagai kepala biro wartawan hingga menjadi kontraktor pula,"keluhnya.

Masih menurut Feri, Ia mengeluhkan perubahan profesi yang secara nyata tersebut. Ia mengatakan bahwa dirinya biasanya sebagai kontraktor hanya kelas ekonomis.

"Habis kontrak, ya habislah keuntungan. Sementara pekerjaan kami habis dirampok oleh jurnalis yang bertugas di Rohil,"katanya.

"Apakah kami juga akan berubah profesi menjadi wartawan agar mudah mendapatkan proyek pelelangan yang dilakukan oleh Pemdakab Rohil ?,"tandasnya .

Ia juga menambahkan sangat meragukan kinerja wartawan menjadi kontraktor tersebut melaksanakan pekerjaannya sebagai seorang tenaga teknis. Kekwatiran tersebut disebabkan kurang pengalamannya wartawan itu sehingga bisa menyebabkan amburadul pekerjaan tersebut.

"Kita harus membedakan pekerjaan seorang wartawan dan kontraktor. Lagi pula wartawan ya kerja saja sebagai wartawan dan kontraktor sebagai kontraktor,"tandasnya kemudian. (Gun).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar