Laman

Jumat, 04 September 2009

EDITING GOOGLE PHINISI

Phinisi

menyapa hidup yang terus berjalan
Archive for Januari 20th, 2008
Bupati Rohil: “…..Semua Kita Pernah Korupsi…..”

with 29 comments

“sekarang muballigh mengatakan kita ini korupsi. Padahal awak tak korupsi. Semua kita pernah korupsi. Mohon maaf saja, jangankan saya, kepala KUA juga (pernah) korupsi. Semua orang korupsi sekarang. Ini yang harus kita luruskan”, kata Annas Maamun disambut tawa para hadirin dalam pelantikan Ikatan Keluarga Rokan Hilir (Ikrohil) Duri, bengkalis di Lapangan Pesantren Hubbul Wathan, Duri, Sabtu (19/1). (Tribun Pekanbaru halaman 1, 20/1).

Perlu anda ketahui sebelumnya bahwa gara-gara seorang ustadz ceramah soal korupsi, Bupati Rokan Hilir, Riau, Anas Maanun langsung ngambek. Anas langsung berdiri dan meninggalkan acara ceramah itu. Kejadian yang dirasa mengherankan sekaligus menggelikan dan menimbulkan tanda tanya besar ini ini terjadi sekitar seminggu lalu saat peringatan Tahun Baru Islam 1419 Hijriah di Mesjid Agung Al Ikhlas Jalan Utama, Bagan Siapi-api,Rohil Riau. Seperti dilansir okezone (18/1).

Berikut lanjutan kutipan dari Pekanbaru Tribun (20/1) halaman 1 dan 7 ……..Menurut Anas Maamun sang Bupati, muballigh sepatutnya menghimbau orang untuk shalat, bukan bicara politik dan memburukkan aib orang, “saya ingin masjid betul-betul ceramah agama. Membicarakan ibadah shalat. Jangan bicara politik. kalau berpidato silahkan dilapangan”, katanya kepada Tribun.

Menurut Annas, dirinya ingin memajukan soal agama. Diantaranya menghimbau orang shalat dan meramaikan mesjid. Dan hal itulah yang menurut dia menjadi seruan para muballigh. Dari informasi yang disampaikan seorang pejabat Rohil, persoalan sudah berakhir. Sang Ustadz sudah menelepon Annas dan meminta maaf.

Bupati Annas pun sempat menyinggung maraknya aksi unjuk rasa terhadap pemerintahannya. “sekarang ini sangat rapuh. Tak ada pasal, orang-orang demo. meski tak tentu pasal tetap didemo. Artinya tukang demo itu nakal”, katanya lagi-lagi disambut tertawa hadirin.

Opini Saya :

Sang Bupati terlihat emosional, sang Bupati ingin muballigh hanya ceramah tentang ibadah, tidak masuk ranah politik?. Menurut saya bagi seseorang apakah itu ustadz atau pengamat sosial, membicarakan korupsi tidaklah selalu masuk wilayah politik, namun lebih ke masalah moral. Kalau ceramah atau bicara korupsi oleh sang Bupati dianggap masuk ke wilayah politik, hal ini lebih karena pelaku korupsi yang terungkap akhir-akhir ini adalah para pelaku politik termasuk pejabat. Jadi ini tergantung dari persepsi yang mendengar ceramah saja, kalau didalam hati bersangka baik tentu ceramah itu dianggap sebagai teguran untuk instrospeksi diri bukan malah menyuruh mengganti topik ceramah. Tepatkah kalau seorang muballigh hanya melulu bicara masalah ibadah?, lalu siapa yang mengingatkan ummat tentang moral? apakah sang Bupati?, mau dibawa kemana Ummat Islam ini kalau mengikuti pendapat sang Bupati diatas ?. Tetapi berdasarkan pengamatan saya di media massa, memang demikianlah pola pikir sebagian besar pejabat kita, dan semoga sebagian kecil pejabat lainnya tidak mempunyai pikiran yang sama dengan sang Bupati dalam lakon ini. Ya Tuhan, sadarkanlah para pemimpin kami bahwa jabatan itu amanah, bukan milik. Wassalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar